Saat ini, keberadaan masyarakat Tionghoa telah secara resmi diakui oleh Indonesia. Salah satu bukti nyatanya adalah ditetapkannya hari raya Imlek sebagai hari raya libur nasional. Selain itu juga banyaknya masyarakat non-Tionghoa yang turut berpartisipasi dalam hari-hari besar perayaan etnis Tionghoa, misalnya ikut merayakan hari Imlek dengan mengunjungi kerabat Tionghoa untuk menjalin silaturahmi. Selain hari raya imlek, hari raya kue bulan juga menjadi salah satu tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Tionghoa setiap tahunnya. Festival Kue Bulan atau lebih dikenal dengan sebutan Mid Autumn Festival dilaksanakan pada tanggal 15 penanggalan kalender lunar. Umumnya, pada kalender masehi, Festival Kue Bulan diadakan pada bulan September atau awal Oktober. Tujuan utama dari perayaan Kue Bulan adalah melestarikan dan membina budaya atau adat turun-temurun masyarakat Tionghoa. Selain itu, dalam perayaan Kue Bulan biasanya sebuah keluarga akan menikmati kue bulan ditemani olehsinar rembulan yang indah pada hari itu. Perayaan Kue Bulan juga memiliki beberapa makna tersendiri untuk masyarakat Tionghoa diantaranya adalah untuk berdoa, mengucap syukur dan kebersamaan. Perayaan ini merupakan hal positif yang diperlukan untuk masyarakat Tionghoa dikarenakan perayaan ini mengajak masyarakat untuk tidak hanya menikmati makanan kue bulan dan pertunjukan, tetapi mendorong masyarakat untuk kembali mengingat akan pentingnya nilai-nilai dalam kehidupan yang berdasarkan kebersamaan, mengucap syukur dan berdoa. Berdasarkan inilah, Universitas Universal bersama pihak Chinese Bridge dan Badan Koordinasi Pendidikan Bahasa Mandarin (BKPBM) mengadakan acara Perayaan Zhongqiu 2023 yang dihadiri oleh siswa/i TK, SD, SMP, SMA/K dan mahasiswa/i Universitas Universal.